Total Station: Solusi Mengukur Kemiringan Tanah di Bekasi


KONDISI topografi kota Bekasi mengalami kemiringan sekitar dua derajat atau 27 meter di atas permukaan laut. Selain itu, sawah dan  rawa-rawa di Bekasi juga mulai berubah menjadi pemukiman vertikal maupun tapak.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Tata Ruang Bekasi, Junaedi mengatakan, pemerintah daerah telah mengerjakan berjenis-jenis-tipe upaya untuk memecahkan kemiringan tanah. Salah satunya yakni memegang pengembangan konstruksi dan menanam pohon baru.

total station


"Setiap bangunan diperkenankan berdiri 150 meter di atas tanah," kata Junaedi, Jumat (2018/04/01).

Berdasarkan Junaedi, salah satu penyebab dari kemiringan kontur tanah karena kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) yang dimiliki pemerintah. Berdasarkan catatan, Kota Bekasi baru mempunyai RTH sebesar 17 persen.

Jumlah ini jauh dari jumlah ideal ketika merujuk pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembenahan Ruang. Daerah Tingkat tata tertib panggilan kota mempunyai setidaknya sekitar 30 persen dari luas ruang terbuka hijau. Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono menambahkan pada kuartal keempat, pemerintah akan membuat penanaman pohon baru di kawasan hal yang demikian.

Ada sekitar 600 benih pohon sukun yang ditanam di tanah kosong di sepanjang Kali Baru Pangeran Jayakarta, Polda Aren Jaya dan sebagainya. "Penanaman pohon ini sebagai suatu format agar kota Bekasi menjadi lebih menarik, indah, dan jumlah ruang terbuka hijau di Bekasi terpenuhi," kata Tri.

Tri mengatakan, pemerintah sengaja menanam pohon sukun karena memberikan manfaat lingkungan. Selain penanaman pohon karena batang dan daun yang lebat, pohon sukun juga mengandung buah sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat. "Daerah sukun berbuah sepanjang tahun dan bisa dinikmati masyarakat karena mengandung faktor karbohidrat untuk substitusi beras," tambahnya.

Tri tidak membangkang bahwa kota Bekasi yang dulu yakni daerah rawa-rawa yang sekarang menjelma sebagai kota metropolitan dengan banyak lingkungan. Oleh karena itu, tidak mengherankan, Daerah Kota Bekasi rawan terjadi banjir kalau dilanda hujan lebat.

Tapi untuk sebelumnya, tanggul sungai di Rawalumbu ambles dan hamper memasuki pemukiman warga. Telah, Tri mengatakan, pemerintah Bekasi tidak akan tinggal membisu dan akan memberikan solusi pada warga Kota Bekasi.

"Musibah 20 tahun Kali Bekasi tidak diperbaiki, sehingga rawan longsor. Kami mengusulkan koreksi ke Departemen PUPR karena itu yakni kebijakan mereka, "katanya. Wakil Ketua Satuan Tugas Badan Penanggulangan Daerah Daerah (BPDB) Bekasi, Karsono menambahkan tanah longsor yang terjadi juga dipicu dampak erosi yang berasal dari Bekasi, Kabupaten Bogor di Bekasi .

Tanah yang tergerus air di Bekasi berada di Bojong Rawalumbu Village, Teluk Pucung, Bojong Menteng, Sepanjang Jaya, Marga Jaya dan Margahayu.

"Fenomena tanah longsor terjadi hanya pada sisi kanan Kali Bekasi, walaupun daerah di sisi kiri akan terus mempunyai lebih banyak tanah," kata Karsono. Berdasarkan memperkirakan bahwa sheet pile yang berada sepanjang Kali Bekasi tidak kuat menahan tingkat air ketika bendungan dibuka.

Dengan demikian, keadaan tanah secara perlahan terkikis oleh kecepatan air yang mengalir dari selatan ke utara. "Air dari hulu sungguh-sungguh cepat dengan ketinggian 300 cm dari permukaan air, sehingga memberikan dorongan yang cepat hilir," katanya.

Berdasarkan Karsono, lokasi kontur tanah yang ambles karena ada koreksi tanggul yang sebelumnya jebol. Pekerjaan telah diwujudkan sejak tanggal 30 November 2018 dan Kementerian Awam Tapi dan Perumahan Rakyat.

Total sepanjang jalan, keadaan tangguk yang dibangun itu mengalami kemiringan. Kejadian longsor bukan sekali yang terjadi kata Karsono. Pada tahun 2017, telah ada kejadian sama, tepatnya di Kelurahan Sepanjang Jaya. Pada ketika itu, kontur tanah menjorok ke dasar kali Bekasi sedalam 3 meter.

"Kemungkinan besar akan terus terjadi, kalau sheet pile tidak bisa menahan jumlah air," katanya.

Ada banyak solusi yang bisa dijalankan untuk memecahkan masalah di atas, seumpama mengukur kemiringan tanah. Kemiringan tanah bisa dinilai dengan Total Station atau Robotic Total Station.

Total Station yakni alat yang diterapkan untuk mengerjakan pemetaan secara modern dan perencanaan konstruksi bangunan. Total station yakni dengan mengukur jarak dan sudut (vertical dan horizontal) secara otomatis.

Total Station mempunyai kekuatan ingat internal yang bisa menaruh data pengevaluasian sudut dan jarak. Lalu bisa diunduh dan dijalankan komputasi oleh komputer. Alat ini yakni semacam teodolit terintegrasi dengan pengukur jarak elektronik untuk mengukur jarak dan kemiringan dari alat ke spot tertentu.

Beberapa manfaat dari Total Station:

  • Mengurangi kesalahan manusia seperti kesalahan pembacaan dan kesalahan mencatat.
  • Masuk mudah ke komputer.
  • Mudah.
  • Pengaplikasian yang instan.


Total Station: Solusi Mengukur Kemiringan Tanah di Bekasi Total Station: Solusi Mengukur Kemiringan Tanah di Bekasi Reviewed by Testing on Februari 04, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.